Sebagian besar museum di DKI Jakarta tutup pada masa pandemi
COVID-19, sehingga pengelola museum melakukan adaptasi dan inovasi dengan memanfaatkan
teknologi digital untuk mengomunikasikan koleksinya kepada khalayak. Pameran
secara digital dilakukan melalui virtual tour, virtual reality, augmented
reality, dan video mapping. Selain itu, museum juga menggalakkan
promosi dan kegiatan melalui website dan media sosial yang mereka
miliki.
Peralihan layanan museum ke ranah digital ini terbukti
meningkatkan apresiasi dan kunjungan masyarakat terhadap museum di masa pandemi
COVID-19, sehingga pengelola museum perlu meningkatkan konten pameran maupun
layanan lainnya secara virtual dengan menjalin kerja sama dengan berbagai
pihak. Selain itu, pemerintah perlu memberikan sokongan untuk mengoptimalkan layanan
digital ini melalui dukungan anggaran, pelatihan dan pendampingan, serta
penyediaan SDM yang kompeten.